Dengan pelatih baru dan skuad yang diperkuat dengan pemain-pemain baru, Chelsea memasuki musim ini dengan banyak harapan. Namun, The Blues tampil kurang meyakinkan di paruh pertama musim ini, bahkan sempat turun ke posisi 14. Para penggemar berpendapat bahwa ini akan menjadi musim yang terbuang bagi Chelsea, dan media terus berspekulasi bahwa Mauricio Pochettino akan dipecat pada musim panas mendatang. Stamford Bridge terlihat suram di paruh pertama musim ini.
Namun, situasi mulai membaik bagi Chelsea di paruh kedua musim ini. Sejak pekan ke-20 Premier League, tim asal London Barat ini hanya kalah tiga kali, termasuk dua kekalahan melawan dua tim papan atas, Liverpool dan Arsenal. Sisanya, tim Pochettino mencatat 9 kemenangan dan 5 hasil imbang. Sejak Boxing Day (26 Desember), hanya tiga tim yakni Arsenal, Liverpool, dan Man City yang mengumpulkan poin lebih banyak daripada Chelsea (35 poin).
Kebangkitan Chelsea sempat terhenti sedikit dengan dua kekalahan beruntun melawan Man City di semifinal FA Cup dan Arsenal di pekan ke-29 EPL. Namun, tim Pochettino menunjukkan kekuatan mental mereka dengan bangkit cepat melalui hasil imbang yang patut diapresiasi melawan Aston Villa. Chelsea tertinggal 2-0 namun berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2, bahkan hampir menang jika gol Axel Disasi di akhir pertandingan disahkan.
Setelah itu, Chelsea tampil dominan melawan dua lawan tangguh, Tottenham dan West Ham, tanpa kebobolan. Ketika menghadapi Nottingham pada pekan sebelumnya, Chelsea berada dalam posisi sulit setelah tertinggal 2-1 pada menit ke-74. Namun, mereka menunjukkan ketangguhan dengan Raheem Sterling dan Nicolas Jackson mencetak gol yang memastikan kemenangan 3-2.
Chelsea kini menjadi kejutan besar di Premier League pada akhir musim ini. Dari posisi di papan bawah klasemen, mereka perlahan naik dan kini berada di peringkat ketujuh, sama poin dengan Newcastle di peringkat keenam (57 poin), namun kalah dalam selisih gol. Tiket ke Europa League musim depan menjadi harapan yang tak terduga bagi para penggemar Chelsea setelah paruh pertama musim yang mengecewakan. Kini, mereka bermimpi melihat tim kesayangan mereka kembali berkompetisi di Eropa musim depan.
Pochettino dan anak asuhnya sedang melakukan sprint impresif di akhir musim ini
Untuk mencapai tujuan lolos ke Europa League, Chelsea perlu mengalahkan Brighton dalam pertandingan tunda pekan ke-34 dini hari nanti. Pada saat yang sama, Newcastle akan bertandang ke markas Manchester United. Jika Newcastle kehilangan poin dan Chelsea menang, posisi keenam akan menjadi milik tim Pochettino. Di pekan terakhir, Chelsea hanya akan menjamu Bournemouth, sedangkan Newcastle masih harus bertandang ke markas lawan tangguh, Brentford. Peluang Chelsea untuk mendapatkan tiket ke Europa League semakin terbuka lebar.
Dalam pertandingan dini hari nanti, kemungkinan besar Mauricio Pochettino tidak akan banyak mengubah susunan pemain utama. Meskipun Reece James telah kembali dan langsung memberikan assist di pekan sebelumnya, Malo Gusto mungkin masih akan menjadi starter di posisi bek kanan. Pochettino mungkin tidak akan mengambil risiko dengan memainkan pemain yang baru pulih dari cedera panjang.
Selain itu, Cole Palmer, Noni Madueke, dan Nicolas Jackson kemungkinan besar akan tetap menjadi starter. Penggemar sangat berharap Jackson akan terus bersinar. Penyerang asal Senegal ini sedang dalam performa terbaiknya dengan mencetak 4 gol dan 1 assist dalam 3 pertandingan terakhir. Sementara itu, Raheem Sterling dan Mykhaylo Mudryk akan bersaing untuk satu tempat di sayap kiri.
Berbeda dengan Chelsea, Brighton mengalami penurunan performa yang tajam di paruh kedua musim ini. Sejak pekan ke-20, tim asuhan Roberto De Zerbi turun dari posisi ketujuh ke posisi kesepuluh, bahkan sempat berada di posisi kedua belas. Brighton hanya menang sekali dalam 8 pertandingan terakhir di EPL (3 imbang dan 4 kalah), dengan 4 pertandingan tanpa mencetak gol.
Brighton menurun drastis di paruh kedua musim
Penurunan performa Brighton disebabkan oleh absennya banyak pemain kunci. De Zerbi saat ini tidak dapat menggunakan jasa Solly March, Evan Ferguson, Pervis Estupinan, Kaoru Mitoma, dan James Milner. Selain itu, Jack Hinshelwood dan Jan Paul van Hecke juga sedang absen.
Kehilangan banyak pemain inti membuat Brighton jauh lebih lemah dibandingkan Chelsea, bahkan dengan keuntungan bermain di kandang. Selain itu, Brighton juga tidak memiliki catatan pertemuan yang baik melawan Chelsea. Tim asuhan Roberto De Zerbi kalah dalam dua pertemuan sebelumnya dengan Chelsea musim ini. Secara keseluruhan, Brighton hanya menang dua kali dari 10 pertemuan terakhir melawan Chelsea (4 kalah dan 4 imbang).
Dengan Chelsea yang sangat bersemangat untuk mengamankan poin, Brighton sepertinya sulit membuat kejutan. Tim Pochettino bertekad untuk mendapatkan tiket ke Europa League, menjadikan akhir musim ini salah satu yang paling dramatis.