Setelah melakukan comeback yang mengesankan melawan Brighton, Liverpool mendapatkan kegembiraan ganda karena pertandingan puncak pekan ke-30 antara Man City dan Arsenal berakhir imbang. Tim besutan Jurgen Klopp kembali ke puncak klasemen, memegang kendali dalam persaingan juara.
Liverpool kembali ke puncak seperti yang sudah diprediksi.
Hanya setelah satu pekan kehilangan posisi puncak kepada Arsenal, Liverpool kembali memimpin dalam persaingan juara Premier League. Segalanya tidak mudah ketika anak asuh Klopp tertinggal sejak menit ke-2 oleh Brighton. Namun, mentalitas tim yang tengah berjuang untuk gelar juara terbukti dengan comeback yang mereka tunjukkan.
Kegembiraan para pemain dan staf pelatih Jurgen Klopp pada pekan ke-30 menjadi berlipat ganda karena dalam pertandingan puncak setelahnya, Man City dan Arsenal berbagi poin dengan skor 0-0. Skenario ini sudah diprediksi sebelumnya karena baik Pep maupun Arteta tidak berani mengambil risiko dalam pertandingan yang sangat penting dalam persaingan juara.
Man City bermain menekan, mendominasi dalam penguasaan bola. Namun, mereka gagal menunjukkan efektivitas mereka di hadapan pertahanan terkuat dalam Premier League. Sepanjang pertandingan, The Citizens hanya mampu melakukan 1 tembakan tepat sasaran. Pep merasa frustrasi, sementara Arteta juga tidak puas dengan 1 poin walaupun ia menegaskan bahwa ini adalah langkah besar bagi Arsenal.
Di musim ini, Arsenal jarang sekali memainkan strategi bertahan seperti ini. Namun, ini adalah pertandingan yang terlalu penting, dan Arteta tidak bisa mengambil risiko, terutama setelah Arsenal kalah dalam 7 pertandingan terakhir mereka di Etihad.
Melihat jabat tangan damai antara Pep dan Arteta setelah peluit akhir pertandingan, para pendukung Liverpool adalah yang paling bahagia karena setelah pekan ke-30, tim Jurgen Klopp kembali memimpin klasemen. Bukan Arsenal atau Man City, Liverpool adalah tim yang sekarang memegang kendali dalam persaingan juara untuk sisa musim.
Arsenal dan Man City menerima berbagi poin dan tertinggal dalam persaingan juara.
Meskipun demikian, dengan 9 pertandingan tersisa, tidak ada yang bisa dipastikan karena persaingan bisa membawa kejutan setelah setiap pekan. Jurgen Klopp benar saat menyebut 9 pertandingan tersisa semua seperti final karena Liverpool akan menghadapi lawan-lawan sulit seperti Man Utd, Everton, West Ham, Tottenham, Aston Villa, atau Wolves.
Liverpool memimpin klasemen dengan 67 poin tetapi hanya unggul 2 poin dari Arsenal. Dari segi jadwal, Arsenal berada dalam posisi yang lebih sulit dibandingkan Liverpool dan Man City. Di sisa musim, mereka masih harus menghadapi 3 pertandingan melawan tim-tim “Big 6” seperti Chelsea, Tottenham, dan Man Utd.
Namun, di Premier League musim ini, Arsenal masih belum terkalahkan dalam pertandingan-pertandingan besar (3 menang, 4 imbang). Setelah tersandung musim lalu, para murid Mikel Arteta telah belajar banyak pelajaran. Oleh karena itu, meskipun kehilangan posisi puncak setelah pekan ke-30, tim dari London Utara masih memiliki peluang untuk bersaing dalam perebutan gelar juara.
Ini adalah musim pertama sejak 2015-16 Man City tidak memenangkan kedua pertandingan melawan Arsenal (1 imbang, 1 kalah). Bintang-bintang The Citizens harus puas berada di peringkat ketiga dalam persaingan tiga tim. Pep mengakui bahwa Man City sedang dalam posisi sulit. Menurut penilaian dari Opta, peluang untuk mempertahankan gelar juara The Citizens telah menurun tajam setelah pekan ke-30. Dari posisi pertama dengan persentase 45,9%, tim asuhan Guardiola telah turun ke posisi kedua dengan persentase 33,5%, di belakang Liverpool (47,7%).
Pada pekan ke-30, selain persaingan juara, persaingan untuk posisi empat besar juga mengalami perkembangan baru. Setelah kalah dari Fulham, Tottenham bangkit dengan kemenangan 2-1 atas Luton Town. Spurs harus bekerja keras untuk melakukan comeback tetapi yang penting adalah mereka meraih kemenangan. Begitu juga, Aston Villa mengalahkan Wolves dengan skor 2-0.
Dengan 59 poin, Aston Villa masih berada di peringkat keempat dalam klasemen. Di belakang mereka adalah Tottenham dengan selisih 3 poin. Namun, murid-murid Postecoglou masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan, sehingga persaingan untuk posisi keempat masih sangat menarik.
Yang paling kecewa pada pekan ke-30 adalah Man Utd ketika mereka hanya bermain imbang 1-1 melawan Brentford. Setan Merah mencetak gol terlebih dahulu dan kehilangan poin pada detik-detik terakhir, tetapi sebenarnya, para murid Ten Hag beruntung bisa meraih satu poin di London. Masalahnya bagi M.U masih tetap pada pertahanan mereka karena mereka kebobolan 31 tembakan secara total dari Brentford.
Dengan 48 poin, Man Utd masih berada di peringkat keenam dalam klasemen tetapi telah dilewati oleh tim yang berada di peringkat keempat (Aston Villa) dengan selisih 11 poin. Ini adalah selisih yang terlalu besar bagi murid-murid Ten Hag untuk berharap, meskipun mereka masih memiliki satu pertandingan yang belum dimainkan.
Juga pada pekan ke-30, Chelsea terus mengecewakan ketika mereka hanya bermain imbang 2-2 melawan Burnley di Stamford Bridge. Yang menarik adalah The Blues bermain dengan keunggulan jumlah pemain tetapi tidak bisa memanfaatkan keunggulan tersebut untuk meraih kemenangan. Dengan hanya 40 poin, murid-murid Pochettino tetap berada di peringkat ke-11 dalam klasemen.